Perjamuan Terakhir: Jamuan Paskah atau Bukan?
DOI:
https://doi.org/10.36421/veritas.v11i1.226Keywords:
Lord's Supper, Passover.Abstract
Perjamuan Kudus adalah sakramen yang dirayakan oleh hampir semua gereja Kristen. Dasar dari sakramen ini adalah titah Yesus sendiri pada waktu Perjamuan Terakhir (Mat. 26:17-25; Mrk. 14:12-21; Luk. 22:7-14, 21-23; Yoh. 13:21-30). Perjamuan Kudus mengingatkan orang percaya pada pengurbanan Yesus di kayu salib. Roti dan anggur yang melambangkan tubuh dan darah Kristus umumnya dikaitkan dengan perjamuan Paskah orang Yahudi yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan murid-muridnya sebelum naik ke atas kayu salib. Pemahaman bahwa Perjamuan Terakhir yang dimakan oleh Yesus dan murid-muridnya adalah perjamuan Paskah atau bukan sering kali diperdebatkan. Masalah utamanya adalah penggambaran yang kelihatannya saling bertentangan antara injil-injil sinoptik dan Injil Yohanes. Injil-injil sinoptik menuliskan bahwa persiapan makan Paskah tersebut dilaksanakan pada satu hari sebelum Paskah yakni pada bulan Nisan tanggal 14, atau yang dikenal sebagai hari Persiapan. Pada hari Persiapan ini domba Paskah disembelih. Perjamuan Paskah sendiri dimulai malam harinya, yaitu permulaan bulan Nisan tanggal 15. Di dalam Injil Yohanes, Perjamuan Terakhir kelihatannya dilaksanakan satu hari dimuka. Penyaliban Yesus terjadi di hari Persiapan yakni bertepatan dengan disembelihnya anak domba Paskah di Bait Allah. Menurut perhitungan ini Perjamuan Terakhir dilaksanakan pada bulan Nisan tanggal 14, yakni pada waktu hari Persiapan Paskah. Konsekwensinya, Perjamuan Terakhir bukanlah perjamuan Paskah. Pandangan bahwa Perjamuan Terakhir bukan perjamuan Paskah merupakan pandangan yang makin berkembang akhir-akhir ini. Bagi mereka yang setuju dengan pandangan ini, pengkaitan Perjamuan Terakhir dengan perjamuan Paskah adalah suatu tradisi yang dikembangkan setelah kematian Tuhan Yesus oleh orang-orang Kristen. Ini adalah upaya untuk membuat suatu budaya tandingan terhadap adat istiadat Yahudi. Di antara mereka yang berpandangan demikian ada yang tetap percaya bahwa Perjamuan Terakhir benar-benar terjadi di dalam sejarah,4 tetapi banyak pula yang menyangkali kesejarahannya, dengan kata lain Perjamuan Terakhir itu tidak pernah terjadi. 5 Tulisan ini mencoba mempertahankan pandangan bahwa Perjamuan Terakhir merupakan perjamuan Paskah. Untuk mencapai tujuan tersebut, pertama-tama akan dibahas soal reliabilitas dari sumber tradisi ini, yakni Alkitab dan tulisan-tulisan para rabi abad pertama mengenai perayaan Paskah. Kemudian, didiskusikan bagaimana menjelaskan data-data tentang Perjamuan Terakhir yang kelihatannya saling bertentangan dalam Alkitab.