Anak-Anak dalam Meja Perjamuan Allah: Meninjau Ulang Dasar-Dasar Kovenantal dan Eskatologis dalam Praktik Paedocommunion

Abstrak

Pengikutsertaan anak-anak ke dalam liturgi Perjamuan Kudus gereja (paedocommunion) masih menjadi perdebatan sampai masa kini. Salah satu alasan utama untuk tidak mengikutsertakan mereka adalah karena mereka dianggap belum mampu untuk menyatakan iman mereka secara mandiri. Namun, dari sudut pandang Alkitab, kita melihat bahwa Perjamuan Kudus tidak bisa dilepaskan dari teologi kovenan yang menyatakan bahwa anak-anak merupakan bagian dari kovenan Allah, dengan/atau tanpa pernyataan iman. Jika demikian, melarang seorang anak untuk berpartisipasi dalam Meja Perjamuan Allah pada akhirnya sama dengan menganggap bahwa anak-anak hanyalah potential Christians dan bukan anggota de facto dari kovenan Allah. Melihat pentingnya Perjamuan Kudus bagi orang percaya, maka tulisan ini bertujuan untuk meninjau kembali apa yang dikatakan Alkitab tentang paedocommunion sebagai sebuah bentuk sakramen yang dapat diterapkan oleh gereja-gereja secara umum. Penulis berargumen bahwa sebagai bagian dari kovenan serta kerajaan Allah, anak-anak seharusnya ikut serta dalam Meja Perjamuan Allah untuk mengingat akan penebusan Kristus bagi mereka serta mempersiapkan diri untuk kedatangan Kristus yang kedua kali. Untuk itu, penulis memulai dengan menguraikan landasan dasar dari praktik Perjamuan Kudus menurut 1 Korintus 11:23-29. Lalu, penulis memberikan padanan Perjanjian Lama untuk meninjau sudut pandang kovenantal, serta padanan Perjanjian Baru untuk meninjau sudut pandang eskatologis. Terakhir, penulis memberikan penjelasan singkat akan cara bagaimana anak-anak dapat ikut serta dalam meja perjamuan Allah.