Dasar-Dasar Bercerita di Sekolah Minggu
DOI:
https://doi.org/10.36421/veritas.v1i1.25Keywords:
Church work for children, Sekolah MingguAbstract
Jauh sebelum Alkitab ada, umat Allah sudah gemar berkata-kata mengenai Tuhan. Sambil duduk dekat api unggun di waktu malam, mereka menyanyi tentang kebesaran dan belas kasihan-Nya. Para kakek meneruskan kepada cucu mereka cerita-cerita mengenai Tuhan. Demikian seterusnya karya dan perbuatan Allah di dalam sejarah mereka turunkan kepada generasi selanjutnya dalam bentuk cerita, sesuai dengan apa yang diperintahkan Tuhan dalam kitab Ulangan 6:4-7. Penyampaian berita dalam bentuk cerita atau narasi sangat efektif dari zaman ke zaman dalam setiap generasi dan bangsa, sampai pada zaman moderen ini. Sekarang ini cerita dapat disampaikan melalui teknologi canggih seperti media elektronik dan audio visual. Harus diakui teknologi modern merupakan pilihan bagi anak-anak Sekolah Minggu di samping mendengar cerita dari orang tua dan Guru Sekolah Minggu (GSM) mereka. Namun demikian, meskipun media elektronik dan audio visual dapat melakukan tugas bercerita, tetapi mereka tidak dapat mengganti “hubungan pribadi” antara si pencerita dan pendengar, dalam hal ini anak-anak. Di sinilah seorang GSM memiliki kesempatan untuk tetap hadir dan sekaligus tantangan untuk meningkatkan mutu berceritanya.