Integrasi Spiritualitas dan Kapabilitas Kepemimpinan Gereja Tionghoa
DOI:
https://doi.org/10.36421/veritas.v11i2.231Keywords:
Chinese -- Indonesia -- Religion., Leadership -- Religious aspects -- Christianity., SpiritualityAbstract
Sejarah perjalanan gereja-gereja Tionghoa di Indonesia hampir mencapai satu abad, namun ditinjau dari aspek spiritualitas dan ke-pemimpinan tampaknya belum terlihat signifikan, baik dari segi kualitas spiritualnya maupun dalam hal kapabilitas kepemimpinan. Citra kepemimpinan spiritual dalam gereja-gereja Tionghoa menghadapi krisis yang cukup memprihatinkan. Beberapa faktor yang menyebabkan hilangnya kepercayaan jemaat terhadap kepemimpinan gereja Tionghoa mencakup masalah spiritual, kapabilitas, integritas dan penyalahgunaan kuasa kepemimpinan itu sendiri. Masalah spiritual adalah kepemimpinan yang tidak memiliki korelasi dengan kehidupan spiritualitasnya, sehingga pemimpin kehilangan pengaruh spiritualitasnya. Gejala ini timbul karena terjadinya missing link antara aspek spiritual dan kepemimpinan. Dampaknya, para pemimpin mempraktikkan kepemimpinan yang tidak spiritual, yang tidak ada bedanya dengan kepemimpinan sekular. Kapabilitas pemimpin dalam gereja lokal terlihat pada aspek kurang terampilnya seorang pemimpin, baik pada segi kemampuan memimpin maupun kemampuan berorganisasi. Ditemukan adanya pemimpin gereja yang kurang kapabilitasnya namun ditempatkan pada posisi penting dan strategis, serta ada yang terpilih bukan karena kapabilitasnya, tetapi karena kapasitas ekonominya yang mapan. Tujuan penulisan ini diharapkan dapat menciptakan kepemimpinan Kristen yang integratif antara aspek spiritualitas dan kapabilitas, agar dapat menghasilkan kepemimpinan yang alkitabiah; spiritual, fungsional, profesional, dinamis, dan efektif.