Keselamatan dari Orang Kristen yang Bunuh Diri
DOI:
https://doi.org/10.36421/veritas.v14i1.275Keywords:
Suicide, Salvation -- Christianity.Abstract
Bunuh diri bukanlah fenomena baru dan merupakan fenomena yang tidak kunjung padam. Kejadian tersebut tidak hanya menimpa negara-negara bagian dunia seperti Australia, Belgia, Denmark, Belanda, Afrika Selatan, dan masih banyak lagi, namun juga terjadi di Indonesia. Walaupun angka kematian yang diakibatkan karena tindakan bunuh diri belum diketahui datanya secara pasti dan akurat, namun angka kematian di Indonesia dengan cara bunuh diri menunjukkan angka yang cukup signifikan. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa setiap tahun ada sekitar satu juta orang di dunia yang tewas akibat bunuh diri. Kasus-kasus bunuh diri tersebut dapat terjadi pada orang dari segala usia. Selain itu, hal tersebut tidak terbatas pada etnis tertentu ataupun golongan agama tertentu. Menyikapi fenomena tersebut kekristenan pun tidak tinggal diam. Perdebatan di kalangan umat Kristen berkisar tentang keselamatan orang yang melakukan tindakan bunuh diri. Sebagian orang mengatakan bahwa orang yang bunuh diri tidak diselamatkan dan tidak akan masuk surga karena orang tersebut belum sempat minta ampun kepada Tuhan. Sebagian orang berpandangan bahwa orang yang bunuh diri tetap masuk surga karena sudah dibenarkan oleh Tuhan lewat penebusan di kayu salib sekali untuk selamanya. Banyaknya perdebatan yang terjadi di kalangan Kristen membuat banyak orang Kristen menjadi bingung mengenai hal tersebut. Oleh karena itu, penulis ingin menelaah lebih lanjut masalah keselamatan dari orang Kristen yang bunuh diri. Artikel ini akan memaparkan mengenai pengertian bunuh diri, penyebab bunuh diri, bunuh diri dalam Alkitab, dan bagaimana keselamatan orang Kristen yang bunuh diri. Terakhir, penulis akan memberikan kesimpulan akhir untuk menentukan posisi di antara perdebatan-perdebatan yang ada dan implikasinya dalam kehidupan orang Kristen.