Masturbasi Ditinjau dari Perspektif Etika Kristen
DOI:
https://doi.org/10.36421/veritas.v13i1.254Keywords:
Masturbation -- Religious aspects -- Christianity.Abstract
Topik ini telah menjadi bahan perdebatan yang tiada habis hingga kini. Walau Alkitab memang tidak membicarakan masalah ini secara jelas, bukan berarti kita tidak dapat menjadikannya sebagai narasumber dan tolak ukur kita dalam memecahkan masalah ini. Sebagai umat Tuhan kita wajib menjadikan Alkitab sebagai standar utama dalam setiap aspek kehidupan kita. Dalam membahas topik ini kita juga tak boleh mengenyampingkan kenyataan bahwa manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk seksual.5 Sebagai makhluk seksual berarti manusia diperlengkapi dengan gairah seksual yang harus tersalurkan. Bagi sebagian orang melakukan masturbasi bukan masalah karena dipandang sebagai salah satu sarana yang aman dalam menyalurkan hasrat seksual seseorang, apalagi bagi mereka yang berada di luar pernikahan. Tetapi kita juga perlu menyadari bahwa selain sebagai makhluk seksual, manusia juga diciptakan Tuhan sebagai makhluk spiritual. Oleh sebab itu setiap aktivitas dalam hidup kita harus sesuai dengan kehendak Tuhan. Ini yang menjadi pertanyaan utama yang hendak dijawab dalam artikel ini: apakah masturbasi tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan dan natur manusia, baik sebagai makhluk seksual maupun makhluk spiritual. Bila memang tidak bertentangan, tentunya kita tidak dapat menyatakannya sebagai dosa, namun bila ternyata bertentangan, sudah jelas itu merupakan dosa yang tidak boleh kita lakukan. Dalam memecahkan masalah ini, selain menjadikan Alkitab sebagai tolak ukur utama, penulis juga akan melihat dari sudut pandang psikologi dan kesehatan agar memperoleh pandangan yang komprehensif sehingga dapat menghasilkan jawaban yang objektif. Selain itu ruang lingkup pembahasan dipersempit dengan hanya membahas topik ini sebagai aktivitas seksual yang dilakukan sebelum atau di luar pernikahan.