Telaah Kritis terhadap Konsep Doa Peperangan Rohani Tingkat "Strategis" menurut Peter Wagner
DOI:
https://doi.org/10.36421/veritas.v7i1.159Keywords:
Spiritual warfare.Abstract
Prinsip “risiko besar, untung besar” tidak hanya berlaku dalam dunia bisnis, namun juga dalam hal doa, demikian keyakinan C. Peter Wagner. Di sini ia sedang berbicara tentang jenis doa peperangan rohani pada tingkat “strategis” (DPRTS). Menurutnya, doa jenis ini seharusnya menjadi prioritas utama dari umat Tuhan karena doa ini memiliki efektivitas yang tinggi dalam kaitan dengan kegiatan penginjilan. Mengapa bisa demikian? Karena doa ini difokuskan untuk menggempur kekuatan yang berada di balik setiap pemberontakan terhadap Allah dan penolakan terhadap pemberitaan Injil. Di Indonesia, praktik ini mencuat ke permukaan melalui gerakan-gerakan doa yang diadakan baik dalam skup kota, daerah, maupun nasional. Umumnya gerakan-gerakan doa itu dimulai dengan pemetaan rohani untuk wilayah-wilayah yang menjadi fokus doa. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengidentifikasi kekuatan kegelapan yang berkuasa atas daerah tersebut. Setelah selesai dengan fase ini, barulah upaya-upaya doa diarahkan untuk mememerangi kuasa-kuasa tersebut sampai pintu pemberitaan Injil terbuka. Artikel ini akan menyoroti DPRTS dari sudut pandang doa itu sendiri. Dengan kata lain, makalah ini tidak dimaksud untuk menguji secara eksegetikal ayat-ayat pendukung yang dipergunakan oleh Wagner untuk membangun argumentasi tentang roh-roh teritorial dan DPRTS. Makalah ini juga tidak akan memaparkan uraian yang ekstensif tentang ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang peperangan rohani. Ayat-ayat Alkitab akan dibahas secara selektif dalam rangka menempatkan konsep DPRTS dalam kerangka pemahaman doa alkitabiah dan tradisional. Untuk itu, kita akan pertama-tama melihat deskripsi singkat mengenai apa itu DPRTS, lalu dilanjutkan dengan menempatkan DPRTS di dalam peta besar pemahaman dan praktik doa, kemudian tinjauan praktik DPRTS, dan diakhiri dengan sebuah proposal doa peperangan rohani yang lebih alkitabiah.