Masalah dalam Masalah Kejahatan
DOI:
https://doi.org/10.36421/veritas.v10i2.220Keywords:
Good and evil -- Religious aspects -- Christianity.Abstract
Ada kisah unik yang penulis dapatkan dari sebuah wawancara stasiun televisi CNN dengan sepasang suami-istri yang terhindar dari penawanan teroris di sebuah hotel yang dibajak teroris di kota Mumbai, India 26-29 November 2008. Peristiwa ini sendiri menewaskan 173 orang dan menyebabkan 308 orang luka-luka. Suami-istri ini berhasil bersembunyi di kamar dan melihat para teroris dari celah pintu. Yang terkesan konyol dan menggelikan dari keterangan mereka adalah mereka mengatakan bahwa para teroris tersebut tidak berkumis atau terlihat jahat. Salah seorang saksi mata lain yang lolos dari penyanderaan mengungkapkan kepada CNN sosok teroris yang ia lihat di lokasi dengan mimik yang masih terheran-heran, “Dia mungkin berusia sekitar 22 tahun, berpenampilan bersih, berambut pendek, sepertinya orang yang terdidik, dan menurut saya tidak seperti model teroris . . . [radikal] biasanya.” Penulis juga tidak lupa tentang sebuah pengalaman yang pernah diceritakan oleh seorang adik Kelompok Tumbuh Bersama, bagaimana ia sangat gugup dan takut ketika di bis kota duduk bersebelahan dengan seorang berpakaian putih-panjang, bersorban, berjanggut lebat dan menenteng sebuah tas besar. Pikiran liarnya mengimajinasikan jangan-jangan tas besar itu berisi “sajam” (senjata-senjata tajam) atau mungkin Uzi, AK-47, M-16, Revolver dan pistol semi-automatic. Memang saat itu sedang hangat-hangatnya berita tentang kerusuhan Ambon dan Poso yang memakan korban ribuan orang.